Sabtu, 26 Oktober 2013

Aisatsu Kotoba


Aisatsu Kotoba ( Kata - Kata Salam )

Kata - Kata Salam dalam bahasa jepang antara lain :


=( Ucapan salam )=

Ohayou Gozaimasu = Selamat pagi
Konnichi wa = Selamat Siang
Konban Wa = Selamat Malam
Oyasuminasai = Selamat Tidur.


=( Menanyakan Kabar/keadaan )=

* O Genki desu ka = Bagai mana KabarMu ?

- Hai, Genki desu. = ya, kabarku baik.

- Iie, genki dewa arimasen = tidak, kabarku buruk/kurang sehat.


=( Ucapan Terima Kasih )=

Arigatou gozaimasu = Terima kasih.
Doumo arigatou gozaimashita = Terima kasih sebanyak-banyaknya.
Iie, dou itashimashite = Terima Kasih kembali.


=( Ucapan salam perpisahan )=

Mata Aimashou = sampai jumpa lagi
Jya mata = sampai jumpa lagi
Mata Ashita = sampai jumpa besok
Mata atode = sampai jumpa nanti
Sayonara = Selamat berpisah.

Nichijou Aisatsu to Hyougen: Salam dan ungkapan sehari-hari.

Bahasa Jepang memiliki banyak ungkapan –termasuk salam– yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa di antaranya. Walaupun lazimnya salam tidak pernah / jarang ditulis menggunakan kanji, sebagai referensi saya cantumkan kanji asal dari masing-masing untuk sekedar menambah pengetahuan kita.


有難う御座います– Arigatou Gozaimasu – Terimakasih

Secara gramatik berarti “sulit (bagi saya) untuk menerima (kebaikan dari anda)”. Di ucapkan ketika orang lain telah membantu / memberikan sesuatu kepada kita.

Ungkapan terima kasih ini mempunyai berbagai macam varian.


Kita bisa menambahkan kata どうも– Doumo di depannya, yang bisa diartikan “Sangat/Sekali” どうも ありがとう ございます.


Kita-pun dapat juga mengubahnya menjadi bentuk lampau, ketika bantuan / sesuatu dari orang lain telah kita terima ありがとう ございました.


Dapat juga kita pakai dengan cara memenggal, dan mengambil salah satu katanya saja どうも atau ありがとう saja, yang sudah berarti “Terimakasih” namun merupakan ungkapan tidak formal / ungkapan plain.


Di kalangan remaja, ada kata サンキュー – Sankyuu yang diserap dari kata bahasa Inggris ”Thankyou”. Bahasa Slank ini kadang ditulis dengan angka 39 (angka 3 dalam bahasa jepang dibaca “san” dan angka 9 dibaca “kyuu”), bahasa sms nee… hehehe


Di daerah Oosaka, ada juga dialek daerahおおきに yang kadang dipadukan menjadi おおきに どうも yang juga berarti “Terimakasih.


頂ます|戴きます – Itadakimasu – Ucapan ketika akan mulai makan / minum

Secara gramatik berarti “Saya menerima”. Ucapan “Itadakimasu” mengandung makna rasa syukur dan terima kasih kepada semua yang telah berjasa, sehingga seseorang dapat menyantap suatu makanan / kadang termasuk minuman. Dalam bahasa Indonesia (termasuk dalam Dorama dan Anime) kata “Itadakimasu” sering diartikan menjadi “Selamat makan” atau “Saya makan”.


ごちそうさまでした – Gochisousama deshita – Ucapan ketika selesai makan / minum

Kata ごちそう berarti “Hidangan yang lezat”. Gochisousama deshita diucapkan untuk berterimakasih kepada semua yang telah berjasa menyediakan makanan untuk kita. Kadang diartikan menjadi “Saya selesai makan” atau “Terimakasih atas makanannya”.

Ketika diajak pergi makan oleh orang lain, orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan gochisousama deshita berulang-ulang. Pertama ketika dia baru saja selesai makan. Kedua ketika mereka pulang dan akan berpisah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Dan ketiga, adalah ketika mereka bertemu lagi keesokan harinya, atau beberapa hari setelah itu.

Hal tersebut adalah hal yang lazim, dan dianggap sebagai sebuah sopan santu.


行って来ます – Ittekimasu – Saya berangkat

Arti yang lebih tepat sesuai dengan asal kata-nya adalah “Saya pergi dan akan kembali lagi”. Diucapkan oleh seseorang yang akan berangkat meninggalkan suatu tempat, kemudian dia akan kembali lagi ke tempat itu. Orang Jepang mempunyai kebiasaan mengucapkan いってきます ketika mereka pergi dari rumah.


いって(い)らっしゃい – Itte(i)rasshai – Silakan berangkat

Merupakan jawaban dari いってきます. Bunyi “I” di tengah-tengah bisa dihilangkan. Diucapkan kepada orang yang akan pergi dari suatu tempat, dan dia akan kembali lagi (misalnya diucapkan ke anak yang akan berangkat ke sekolah)

Yang perlu diketahui adalah, dalam kehidupan sehari-hari, bisa juga kedua ungkapan di atas dibalik, seseorang yang berada di rumah lebih dulu mengucapkanいってらっしゃい dan orang yang akan pergi baru mengucapkanいってきます. Bukan sebuah contoh percakapan formal, tapi patut untuk diketahui.

Coba anda lihat penggunaan lainnya pada contoh di bawah ini:

ヤマピ: ともこちゃん、いま から いっしょに えいがかん に いかない?

ともこ: ええ? じゃ、いってらっしゃい。。。

Yamapi : Tomoko-sayang… abis ini ke bioskop bareng2 yuk?

Tomoko : Hh? Oke kalo gitu…. selamat jalan…

Di percakapan itu “Itterasshai” dipakai oleh Tomoko untuk menolak ajakan Yamapi secara kasar dan dengan unsure bercanda. “Itterasshai” disitu bisa diartikan, “berangkat sendiri sono gih, aku disini aja ga ikutan ^o^””. Hehehe.


いらっしゃいませ – Irasshaimase – Selamat datang

Merupakan kata yang sering dipakai oleh pelayan toko untuk memberi sambutan kepada para costumer-nya. Irasshaimase hampir tidak pernah dipakai di kantor-kantor pelayanan umum, bank, kantor pos, juga oleh pribadi ketika menyambut seseorang. Ungkapan lain yang juga berarti “Selamat datang” adalah いらっしゃいIrasshai dan ようこそYoukoso.


ただいま – Tadaima – Saya kembali

Sering juga diartikan “Saya pulang”. Diucapkan ketika kita kembali dari suatu tempat.

お帰りなさい – Okaerinasai – Selamat datang kembali

Merupakan jawaban dari Tadaima. Berasal dari kata かえり yang berarti pulang, dan なさい yang berarti silakan.

Shinchan (Nohara Shinosuke di Crayon Shinchan) selalu terbalik mengucapkan kedua salam ini. Dia selalu mengucapkan Okaerinasai ketika dia pulang, bukan Tadaima


お元気ですか – Ogenki desuka – Apa kabar?

Dipakai untuk menanyakan keadaan orang lain. Kita bisa menjawabnya dengan はい、元気です Hai, genki desu – Iya, sehat. Atau はい、お蔭様で Hai, okagesama de – Iya, berkat doa anda (saya baik-baik saja).


お先に – Osakini – Diucapkan ketika pergi terlebih dahulu

Lengkapnya adalahお先に失礼します Osakini shitsureishimasu. Berarti “Saya pergi duluan”. Dalam situasi di kelas misalnya, ketika kita ingin pulang terlebih dahulu, sementara teman-teman yang lain masih berada di dalam kelas, kita mengucapkan Osakini shitsureishimasu. Orang yang kita tinggalkan menjawabnya dengan お先にどうぞ osakini douzo yang berarti “Silakan duluan”.


お疲れ様でした – Otsukaresama deshita – Terimakasih telah bersusah payah

Biasa juga diartikan “Terimakasih atas kerjasamanya”. Otsukaresama deshita diucapkan untuk situasi dimana beberapa orang telah selesai melakukan suatu pekerjaan / hal secara bersama-sama. Di dalam kelas, di dalam sebuah acara, ketika akan pulang dari tempat kerja dsb. Lazim juga diucapkan dengan dipenggal おつかれさま おつかれさん atau おつかれ saja. Bentuk lain yang artinya sama, tapi bentuknya lebih tidak sopan adalahご苦労様でした Gokurousama deshita.


じゃ、また あした – Ja, mata ashita – Sampai jumpa besok

Ashita berarti “Besok”. Kata Ashita disitu bisa diganti dengan kata-kata lain seperti あとで “Sebentar lagi”, らいしゅう “Minggu depan”, らいげつ “Bulan depan”, dst. Bentuk yang lebih formal adalahでは、また Dewa, mata. Sedangkan bentuk yang tidak formal antara lain じゃ ね Ja ne, atau じゃ、また ね Ja, mata ne, serta ほんじゃ Honjya (logat Kansai/Osaka).


お邪魔します – Ojyama shimasu – Permisi

Jama berarti “Gangguan” sehingga Ojamashimasu bisa diartikan “Saya mengganggu”. Dipakai ketika akan masuk ke kamar / rumah orang lain, atau juga sekedar basa-basi ketika akan meminta bantuan.


ご免ください – Gomen kudasai – Permisi

Diucapkan ketika kita akan bertamu ke rumah seseorang. Bisa juga sebagai pengganti mengetuk pintu.


お世話になります – Osewani narimasu – Telah merepotkan

“Saya telah merepotkan anda”. Merupakan ungkapan yang diucapkan ketika kita merasa telah membuat orang lain repot karena kita.


お願いします – Onegai shimasu – Tolong

Merupakan permohonan ketika kita ingin meminta pertolongan kepada orang lain. “Mohon bantuannya” “Mohon kerjasamanya”. Ada juga kata よろしく yang artinya juga sama seperti Onegaishimasu. Kadang keduanya digabung menjadi よろしくおねがいします Yoroshiku onegaishimasu, atau yang lebih sopan lagiよろしくおねがいいたします Yoroshiku onegaiitashimasu.

Artinya akan sama sekali berbeda ketika kita menambahkan kataどうぞ di depannya


はじめまして – Hajimemashite – Salam kenal

Diucapkan ketika mengawali perkenal saat kita bertemu pertama kali dengan seseorang. Dalam bahasa Inggris sama artinya dengan “How do you do”.

どうぞよろしくお願いします – Douzo yoroshiku onegai shimasu – Terimalah perkenalan dari saya

Walaupun maknanya mirip dengan よろしくおねがいします, tapi ungkapan ini dipakai ketika kita mengakhiri saja. Lebih umum disingkat menjadi どうぞよろしく saja. Jawaban untuk kalimat ini adalahこちらこそ よろしくおねがいします “Senang juga berkenalan dengan anda, mulai sekarang, sayapun akan membutuhkan bantuan dari anda”.


早うございます – Ohayou gozaimasu – Selamat pagi

Walaupun tidak mengandung kata yang dalam bahasa Jepang berarti “Pagi”, tapi kata inilah yang diucapkan ketika kita pertama kali bertemu seseorang suatu hari. Untuk teman akrab atau orang yang kedudukannya di bawah kita, kita bisa mengucapkan お早う Ohayou.

お早うございます diucapkan sejak dini hari, sampai sekitar jam 11 pagi. Namun ada juga teman saya orang Jepang yang mengucapkan ohayou gozaimasu jam 2 siang, karena kami baru mau mulai kuliah dan baru saja bertemu hari itu


今日は – Konnichiwa – Selamat siang

Konnichi berarti “Hari ini”. Konnichiwa diucapkan mulai tengah hari, sampai matahari tenggelam. Yang perlu diingat, salam seperti Ohayou gozaimasu, Konnichiwa dan Konbanwa hanya dapat kita ucapkan ke seseorang satu kali dalam sehari. Lebih dari itu, jika kita bertemu lagi dengan orang yang sama dan ingin mengucapkan salam, kita bisa pake “Doumo” sambil menganggukkan kepala sedikit.


今晩は – Konbanwa – Selamat malam

Konban berarti “malam ini”. Dengan menambahkan partikel WA di belakangnya, kata ini berubah menjadi salam, yang diucapkan pada waktu malam hari.


お久しぶりです – Ohisashiburi desu – Lama tidak bertemu

Sesuai dengan artinya, diucapkan ketika bertemu orang yang kita sudah lama tidak berjumpa dengannya. Bentuk yang lebih kasar adalahしばらくです Shibaraku desu.


おめでとうございます – Omedetou gozaimasu – Selamat

Selamat. Biasa digabung dengan kata lain seperti 新年おめでとうございます Shinnen omedetou gozaimasu “Selamat tahun baru” ご結婚おめでとうございます Go-kekkon omedetou gozaimasu “Selamat Menikah” 誕生日おめでとうございます Tanjoubi omedetou gozaimasu “Selamat ulang tahun” バランおめでとうございます Rubaran omedetou gozaimasu “Selamat Lebaran” dst.


お休みなさい – Oyasumi nasai – Selamat tidur

Diucapkan ketika kita berpisah dengan orang lain untuk tidur, atau… berpisah ketika sudah larut malam.


すみません – Sumimasen – Maaf

Digunakan untuk meminta maaf atas kesalahan kita, atau berterima kasih ketika orang lain melakuka hal yang seharusnya tidak perlu dia lakukan untuk kita. Ada juga yang mengucapkannya dengan すいません. Bentuk biasa dari ungkapan ini adalah ご免なさい Gomennasai, atau ごめん Gomen. Kata lain yang artinya mirip adalah しつれいします Shitsureishimasu, yang berarti “Maaf atas kelancangan saya”.


さようなら – Sayounara – Selamat Tinggal

Merupakan ucapan ketika akan berpisah untuk jangka waktu yang lama, bahkan mungkin tidak akan bertemu lagi. Merupakan kependekan dari kalimat bahasa Jepang Klasik さようならば おいとまをもうします Sayounaraba oitoma o moushimasu.


もしもし – Moshimoshi – Halo

Ada cerita yang mengatakan bahwa, kata ini dipakai karena setan tidak bisa mengucapkan kata “moshimoshi”. Ini menandakan bahwa orang yang mengangkat telepon dari kita benar-benar manusia, bukan hantu setan atau sejenisnya.

Terlepas dari benar atau tidaknya, kata ini cuma dipakai untuk pembicaraan di telepon saja.

Hmm… adakah hal baru yang bisa minasan ambil dari artikel ini? Walaupun sekedar salam dan ungkapan sehari-hari, namun tambahan yang saya tuliskan dengan mengambil bahan dari berbagai sumber ini semoga dapat memberi pengetahuan baru bagi kita.

Benkyou ganbatte kudasai ne.


Artikel Cantik II

dakwatuna.com - Suatu ketika, ada teman saya yang mengeluhkan dalam status Facebooknya, “Zaman sekarang, susah cari perempuan yang mau diajak susah.” Ego saya sontak berontak, saya menjawab dalam hati, “Masa sih? Saya enggak kok. Saya mau aja diajak hidup susah.” Namun jari jemari ini tertahan untuk membalas status tersebut. Saya hanya menyimak, hingga muncul sebuah komentar dari temannya yang menarik perhatian saya. “Memang, definisi dari ’susah’ itu apa?” Ya. Kalimat tersebut membuat saya menata ulang opini saya. Sebagian dari kita, termasuk saya ketika itu, mengartikan ‘hidup susah’ di sini sebagai hidup tanpa gelimangan harta. Karena mainstream media saat ini juga memang menggiring opini kita ke sana. Padahal bukan begitu Islam mengajarkan kita. Lantas, apa yang dimaksud ‘hidup susah’? Masing-masing kita mempunyai pendapat yang bisa jadi berbeda. Tapi izinkan saya coba membagi pendapat saya –well, ini bukan murni pendapat saya juga sih. Saya hanya menyimpulkan dari beberapa literatur yang saya baca, namun semoga ada manfaatnya. Saya mempercayai bahwa tiap episode dalam kehidupan kita adalah ujian untuk menguji kadar keimanan kita. Kaya ataupun miskinnya. Lapang ataupun sempitnya. Banyak ataupun sedikitnya. Saya kurang sepakat, apabila kita memandang secara sebelah mata: Jika ia kaya, maka ia senang | Jika ia miskin, ia hidup susah. Ini bukan parameternya. Saya rasa tidak perlu banyak pembahasan di sini. Tentunya kita sudah sering mendengar dan melihat (atau bahkan mengalami), banyak orang kaya yang tidak bisa bersenang-senang menikmati hartanya. Ia mempunyai banyak uang, tapi sedikit kebahagiaan. Juga tidak sedikit orang yang kasat mata terlihat miskin karena harta, tapi kaya kebahagiaannya. Sekali lagi, ini bukan parameternya. Rasulullah SAW sebagai panutan kita pernah mengalami kedua fase tersebut. Allah pernah menitipkan padanya harta yang melimpah ruah, dan pernah juga Allah menakdirkan bahkan tidak ada asap mengebul dari dapur rumah beliau saw. Saya rasa, bukan hal yang mustahil bagi para perempuan untuk meneladaninya: hidup penuh kesyukuran dengan harta, atau hidup penuh kesabaran tanpanya. Saya mengartikan hidup susah di sini, dengan tiada barakah dalam kehidupannya. Karena menurut Ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya “Baarakallaahulaka, Bahagianya Merayakan Cinta”, Bahwa di saat apapun barakah itu membawa kebahagiaan. Sebuah letup kegembiraan di hati, kelapangan di dada, kejernihan di akal, dan rasa nikmat di jasad. Barakah itu memberi suasana lain dan mencurahkan keceriaan musim semi, apapun masalah yang sedang membadai rumah tangga kita. Barakah itu membawakan senyum meski air mata menitik-nitik. Barakah itu menyergapkan rindu di tengah kejengkelan. Barakah itu menyediakan rengkuhan dan belaian lembut di saat dada kita sesak oleh masalah. Dan apa itu barakah? Masih dalam buku yang sama, beliau menjelaskan bahwa “Secara sederhana, barakah adalah bertambahnya kebaikan dalam setiap kejadian yang kita alami waktu demi waktu.” Saya membayangkan sebuah kehidupan, yang terkandung barakah di dalamnya seperti yang dijelaskan Ustadz Salim tadi. Maka saya tidak dapat menemukan, di mana letak saya akan merasa ‘hidup susah’ nantinya. Ketika bisa jadi kami nanti hanya tinggal di rumah petak, tapi justru karena itulah saya bisa menemukan bayang rekan hidup saya setiap saat, ke manapun saya menoleh. Atau boleh jadi mungkin kami tinggal di rumah megah nan luas yang bisa turut menampung ratusan tuna wisma di dalamnya. Ketika bisa jadi kami memiliki mobil pribadi dan bisa mengantarkan sanak saudara ke manapun mereka ingin pergi. Atau boleh jadi kami harus berjalan kaki, namun itu adalah kesempatan baik untuk menyusuri jalan sambil menikmati senja, atau mendengarkan celoteh burung di pagi hari. Ketika bisa jadi kami mampu menghidangkan ribuan porsi makanan lezat untuk dinikmati bersama fakir miskin. Atau boleh jadi kami hanya mampu membeli seporsi nasi, untuk dimakan berdua sambil saling suap mesra. Ketika bisa jadi rekan saya nanti diamanahi pekerjaan yang menyita waktunya untuk kepentingan orang banyak, dan saya memiliki waktu lebih banyak untuk menyiapkan dengan maksimal kebutuhannya beristirahat dengan optimal di rumah. Atau boleh jadi ia hanya bekerja seadanya, dan kami memiliki lebih banyak waktu untuk dilalui bersama. Dan masih banyak lagi. Namun intinya, dengan barakah, saya tidak menemukan di mana celah ada kehidupan yang bisa diartikan susah. Dan ketika saya membayangkan sebuah kehidupan tanpa barakah di dalamnya, di sanalah saya menemukan arti ‘hidup susah’ yang sebenarnya. Saya akan merasa hidup susah ketika kesempitan rumah masih ditambah dengan kesempitan hati dan keleluasaan lisan untuk terus mengeluh. Atau kelapangan rumah yang justru membuat jarak hati penghuninya juga semakin jauh. Saya merasa susah ketika memiliki mobil pribadi yang bagus dan mewah justru membuat hati tidak karuan karena takut tergores dan kehilangan. Atau tidak memiliki kendaraan menjadi pembenaran atau alasan untuk berhenti dari melakukan sebuah kebaikan. Saya merasa susah ketika kesanggupan menghadirkan makanan berbanding lurus dengan kemubadziran yang kami hasilkan. Atau ketika hanya memiliki sedikit makanan membuat kami lupa dengan pemberian Allah yang masih banyak dalam bentuk lainnya. Saya merasa susah ketika jam kerja yang panjang justru membuat hati saya khawatir dan curiga tentang apa yang sebenarnya rekan saya lakukan. Atau ketika ia lama berada di rumah, justru membuat pertikaian yang terjadi di antara kami semakin banyak. Masih banyak lagi. Namun intinya, saya merasa susah, ketika Allah tak lagi menghadirkan barakah dalam kehidupan kami. Sepanjang Allah menganugerahkan barakah dalam hidup kita, atau setidaknya kita selalu berusaha untuk menghadirkannya, sepanjang itu pula saya berjanji untuk tidak akan merasa susah. Namun ketika Allah mencabut barakah itu dari hidup kita, dan tidak ada lagi upaya dari kita untuk memintanya kembali, saya akan merasa susah. Dan maaf, saya tidak mau diajak hidup susah. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/10/39066/saya-tidak-mau-diajak-hidup-susah/#ixzz2fsQ9dXbJ Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Life In Japan

Biaya Hidup di Jepang (1yen = 106rupiah)

memang benar biaya hidup di jepang tergolong sangat mahal. untuk tiap2 kota di jepang relatif bervariasi biaya hidupnya, walaupun gak terlalu menyolok. seperti misalnya biaya hidup di tokyo akan berbeda dgn di osaka, tapi tentu aja gak terlalu mencolok kok.

1. biaya tempat tinggal (40.000-60.000 yen)

umumnya biaya apartemen di daerah tokyo itu sekitar 60.000/bulan yen untuk ukuran standar (1 ruangan dgn kamar mandi & toilet). ada juga yg lebih murah dari itu, tapi tentu fasilitasnya juga kurang. dan ada juga yg lebih mahal dari itu dgn fasilitas yg lebih wah! tapi kalo tinggal di asrama sih bisa lebih murah, sekitar 10.000-20.000 yen.

2. biaya makan (20.000-30.000 yen)

untuk gaya hidup normal (daging, ayam, telor) bisa menghabiskan uang sekitar 30.000 yen/bulan. tapi kalo bisa masak sendiri lebih bagus, karena akan lebih murah. dan ada beberapa jenis makanan yg justru harganya lebih murah daripada di indonesia.
berikut beberapa harga makanan di jepang:

daging=1000yen/kilo.
ayam=500 yen/kilo.
telor=120 yen/pack isi 10 butir.
sayuran=300 yen/pack.
susu=180 yen/pack 1 liter.
minyak goreng=378 yen/1,5 liter.
yogurt=150 yen/450 gr.

3. biaya transportasi (10.000-15.000 yen)

biaya transportasi di jepang mahal banget. untuk beberapa kota besar, biaya bis berkisar 200-250 yen, dan ada yg pake sistem jauh-dekat = 200-220 yen. untuk kereta minimalnya 120-150 yen. untuk biaya transportasi normal sebulan berkisar 8000-10.000 yen. kalo kamu bepergian lebih sering lagi, maka biaya ini bisa lebih mahal lagi, bisa sampai 15.000 yen/bulan.

4. biaya listrik dan gas (10.000 yen)

biaya ini normalnya bisa menghabiskan uang sekitar 10.000 yen/bulan. tapi sebenernya ini masih bisa ditekan, apalagi kalo kamu cuma hidup sendiri. listrik di jepang pake jenis tegangan yg 110 volt. berbeda dengan indonesia yg pake 220 volt. Untuk listrik gas dan air pemakaian kami per bulan(family), air(ditagih 2 bulan sekali) sekitar ¥4000, gas ¥7000(akan lbh murah setengahnya kalo pake gas pemerintah, apato kami pake gas yg diantar) akan lebih mahal(lebih dari ¥10,000) pada musim dingin karena pemakaian air panas lebih sering, listrik sekitar ¥4000(musim dingin juga lebih tinggi karna pemakaian heater sepanjang hari, bisa lebih dari ¥10,000). Kalo mau hemat, sering-sering aja tinggal di lab, biasanya setiap mahasiswa dapat fasilitas lab(untuk mahasswa S1 ga tau dapet or tidak)

5. biaya telepon (5000-8000 yen)

untuk telepon dalam negeri sebulan bisa mencapai 5000 yen(udah termasuk abonemen sebesar kurang lebih 2000 yen). terus ada juga kartu telepon internasional untuk telepon ke indonesia yg harganya 3000 yen untuk durasi bicara 2 jam.

6. biaya kesehatan dan lain-lain.

biaya tak terduga seperti misalnya kesehatan bisa mencapai 5000-10.000 yen/bulan. untuk biaya berobat biasanya akan dicover oleh pihak asuransi (jika kamu termasuk penerima beasiswa yg ada fasilitas tunjangan kesehatannya), dan kita hanya akan bayar 30% aja dari total biaya pengobatan.

nah... secara garis besar biaya hidup di jepang (tidak termasuk uang kuliah) dengan rincian di atas bisa dibagi dalam beberapa kategori:

1. gaya hidup irit: total 55.000 yen/bulan (asrama/apartemen dgn sharing berdua sama temen = 20.000 yen, makan = 20.000 yen, transportasi = 5000 yen, air listrik gas = 5000 yen, tak terduga = 5000 yen). nggak beli makanan di kantin, jarang bepergian, tinggal di asrama sekolah, atau apartemen yg fasilitasnya kurang (gak ada kamar mandi & toilet).

2. gaya hidup hemat: total 95.000 yen/bulan (asrama/apartemen murah = 45.000 yen/bulan, makan = 25.000 yen, transportasi = 5000 yen, air listrik gas telepon = 15.000 yen, tak terduga = 5000 yen).

3. gaya hidup normal: total 120.000 yen/bulan (apartemen 60.000 yen, makan = 30.000 yen, transportasi = 10.000 yen, air listrik gas telepon = 15.000 yen, tak terduga = 5000 yen).
itu dia gambaran singkatnya....

mudah-mudahan bisa membantu kamu yang akan melanjutkan sekolah di jepang, atau tinggal di jepang...!


Artikel Cantik

“… setelah dibersihkan lalu diukur badan termasuk buah dada (badan)nya dan kemudian diperas susunya untuk dijual, tanpa menyadari bahwa dia  sebenarnya sudah dimanfaatkan, dijadikan sapi perah. Untuk kepentingan dan keuntungan siapa?” (Dr. Daoed Joesoef).
 (Arrahmah.com) –  Itulah pernyataan keras mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr.Daoed Joesoef,  soal kontes-kontes ratu kecantikan, seperti ditulis dalam memoarnya “Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran” (Jakarta: Kompas, 2006).
Daoed Joesoef tidak berlebihan. Masalah eksploitasi tubuh perempuan untuk kepentingan bisnis sudah banyak disorot pemerhati masyarakat dan keperempuanan. UGM Yogyakarta, tahun 2004, meluluskan sebuah Tesis S2, yang kemudian diterbitkan dalam sebuah buku bertajuk: Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan, karya Kasiyan, (Yogya: Ombak, 2008).
Deborah Lupton, dalam bukunya, “Medicine as Culture: Illness, Disease and The Body in Western Societies” (1994), seperti dikutip Kasiyan, mengungkapkan, bahwa tubuh perempuan dalam media massa menjadi alat yang sangat penting dalam berbagai proses sosial ekonomi, guna memberikan daya tarik erotis berbagai produk.  ”Di negeri kami, tubuh perempuan bukan milik perempuan. Dada dan paha sudah dijatahkan buat biro iklan dan wartawan,” tulis budayawan Ariel Haryanto. (Kasiyan, 246)
Menganalisis begitu dominannya pemanfaatan tubuh perempuan dalam iklan di media massa, dalam Tesisnya itu, Kasiyan mencatat, “… maka setiap potensi micro desire yang ada pada tubuh dan diri perempuan, telah dimanipulasi serta dieksploitasi sedemikian rupa, sehingga menjadi tanda-tanda, dan akhirnya menjadi objek komoditas.”
Lalu, mengutip, pendapat Piliang (1998), ia paparkan, “Di sinilah para kapitalis lewat salah satu mesin provit-itas terefektifnya, berupa iklan di media massa, akhirnya mengejawantahkan dirinya menjadi seperti sesosok ‘mucikari’, yakni menggunakan segala cara untuk mengkomersialkan setiap rangsangan libido publik, demi mendapatkan nilai tambah yang sebesar-besarnya secara ekonomis.” (Kasiyan, 247-248).
Era industrialisasi kapitalistik yang menempatkan perempuan sebagai objek eksploitasi berusaha mengkaitkan segala objek kecantikan dengan konotasi seksual. Lihatlah, begitu banyak perempuan cantik dan seksi dijadikan sebagai simbol produk-produk yang sama sekali tidak ada terkait dengan tubuh perempuan. Iklan mobil, cat pembersih mobil, ban mobil, cat dinding, dan sebagainya dipaksakan dibintangi iklannya oleh perempuan muda dan seksi.  Artinya, segala sesuatu harus diseksualkan dan dikaitkan dengan libido.
Dalam perspektif inilah kita bisa melihat kegairahan para pebisnis dan ‘mucikari kecantikan’ terlibat dalam kontes-kontes kecantikan seperti Miss World. Panitia mengklaim, Miss World menjadi ajang promosi budaya Indonesia, seperti sarung dan karya-karya desainer Indonesia. Panitia itu benar, jika dilihat dalam perspektif  upaya seksualisasi atau libidonisasi sasaran penjualan produk.  Supaya calon pembeli produk terangsang syahwatnya untuk membeli, maka produk-produk itu  ditempelkan di tubuh perempuan yang cantik, muda, montok, menggairahkan, dan “telah teruji serta terukur” kecantikannya.
Panitia Miss World sepertinya sama sekali tidak terbersit di benak mereka, memberikan kehormatan kepada Ibu Ani SBY atau Ibu Menteri Linda Agum Gumelar untuk berlenggok di pentas dan dipelotori jutaan pasang mata seluruh dunia, dalam balutan “sarung Bali”. Sebenarnya, apa yang hendak dipromosikan dan diharapkan untuk dilahap oleh para calon pembeli? Apakah mata, hidung, bibir, dada, perut, pantat, paha, betis para peserta kontes Miss World? Apakah para penonton masih tertarik melihat sehelai kain yang dibelitkan di tubuh  perempuan-perempuan cantik itu?
Komodifikasi nafsu libido dalam bentuk pengendalian organ-organ tubuh perempuan untuk kepentingan pasar,  telah mengakibatkan keberadaan perempuan sebagai sesosok insan – yang oleh Michel Foucault dalam buku “The History of Sexuality” (1990) – disebut  mengalami “the death of reality”. Sebagai subjek, perempuan itu telah mati, karena dikendalikan oleh ideologi pasar. (Kasiyan, 249).
Kondisi ini mirip dengan fenomena ‘kematian hati/akal’ manusia saat dicengkeram hawa nafsunya, sebagaimana digambarkan dalam al-Quran (QS 45:23). Orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai “tuhan”-nya, akan tersesat, tertutup mata hati dan telingnya untuk menerima kebenaran. Penglihatannya pun terhalang melihat yang benar.  Dunia menjadi gelap. Yang terlihat dan dirasa hanya syahwat.
Dalam peradaban yang lebih menghargai syahwat dari pada logika kesucian jiwa dan taqwa, maka kontes Miss World menemukan bentuknya. Logikanya hanya satu: keuntungan materi dengan kemasan libido seksual.  Meskipun mengusung jargon baru: beauty, brain, and behavior (3B), tetap saja, yang terpenting adalah “beauty”. Perempuan cebol, pincang, peyot – dengan prestasi intelektual dan sosial selangit – mustahil diberi peluang untuk melenggang di pentas Miss World. Sebab, secara seksual, ia tidak laku “dijual”.
Dalam perspektif inilah, media sponsor Miss World bisa dikatakan telah melakukan “kejahatan kemanusiaan”, karena melakukan proses “dehumanisasi” dan eksploitasi perempuan sebagai objek seksual. Dalam Tesisnya, Kasiyan melukiskan fenomena semacam ini sebagai berikut:
“… ketika perempuan cenderung distereotipkan secara sosial, bahwa nilai lebihnya itu hanya terdapat pada daya tarik seksualnya, dengan indikasinya adalah terletak pada kecantikan, kemulusan, kesegaran, serta kemontokan tubuhnya, maka tanpa disadari, akhirnya perempuan didorong dan bahkan ‘dipaksa’ untuk memenuhi tuntutan tersebut, jika ingin mendapatkan penghargaan dari masyarakat, yang didominasi oleh budaya patriarkhis. Pada sisi lain, untuk memenuhi tuntutan tubuh yang harus selalu tampak muda, segar, mulus, montok, menggairahkan, serta sederetan kualitas kesan citra artifisial lainnya tersebut, ia (perempuan) akhirnya menjadi korban stadium lanjut berikutnya, dari sistem kapitalisme… Padahal dibalik semua itu, eksploitasi terhadapnya nyaris bersifat total, sehingga tubuh perempuan akhirnya terjerumus ke dalam apa yang dikatakan oleh Foucault, menjadi semacam power machinery  yang harus selalu dieksplorasi, dibongkar, dan dirombak ulang. Bukankah perempuan akan selalu memeriksa dandanannya berkali-kali di setiap saat, hanya untuk sekedar melihat, misalnya, apakah alas bedak dan lipstiknya masih lengket atau maskara-nya sudah rusak. Oleh karena itu, di bawah kuasa ideologi patriarkhi yang terefleksi dalam representasi iklan di media massa tersebut, tubuh perempuan dieksploitasi secara sistemik, hanya untuk semata-mata menghadirkan dan memberikan gairah kenikmatan (jouissance).” (Kasiyan, 275-277).
Bisa dipahami, di alam “hegemoni syahwat-kapitalistik” semacam itu, kecantikan perempuan menjadi komoditas tinggi untuk dijual.   Sebagian ilmuwan menyebut “kecantikanisme” justru menjadi alat ampuh untuk mengendalikan perempuan. Perempuan cantik adalah objek yang menggiurkan untuk dijual para “mucikari kecantikan”.  Ironisnya, kini, bisnis kapitalis itu dikemas dengan kata-kata indah “demi kepentingan bangsa”, sehingga harus disukseskan dan diamankan dengan kekuatan polisi dan tentara Republik Indonesia.
Dalam buku “The Beauty Myth: How Images of Beauty Are Used Against Women”, Naomi Wolf mengemukakan, bahwa tekanan untuk senantiasa menjadi cantik telah menjadi sebentuk kontrol efektif bagi budaya kontemporer untuk mengendalikan perempuan.  Lebih jauh lagi, Mary Wollstonecraft dalam “Vindication of The Rights of Woman” (1972), menyatakan, perempuan seringkali sebagai budak ‘kecantikan’, untuk dilihat, dipuja, dan ditinggikan laki-laki, namun tidak sederajat dalam hak dan kekuasaan. (Kasiyan, 280).

Penipuan dan Pelecehan  
Karena itulah, dalam soal kontes-kontes kecantikan,  Dr Daoed Joesoef tetap pada pendiriannya, bahwa kontes-kontes semacam itu adalah suatu bentuk penipuan.  Dalam memoarnya, ia menulis:  ”Pemilihan ratu-ratuan seperti yang dilakukan sampai sekarang adalah suatu penipuan, di samping pelecehan terhadap hakikat keperempuanan dari makhluk (manusia) perempuan. Tujuan kegiatan ini adalah tak lain dari meraup keuntungan berbisnis, bisnis tertentu; perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, salon kecantikan, dengan mengeksploitasi kecantikan yang sekaligus merupakan kelemahan perempuan, insting primitif dan nafsu elementer laki-laki dan kebutuhan akan uang untuk bisa hidup mewah. Sebagai ekonom aku tidak a priori anti kegiatan bisnis. Adalah normal mencari keuntungan dalam berbisnis, namun bisnis tidak boleh mengenyampingkan begitu saja etika. Janganlah menutup-nutupi target keuntungan bisnis itu dengan dalih muluk-muluk, sampai-sampai mengatasnamakan bangsa dan Negara.”
“Pendek kata,” lanjutnya, “Kalau di zaman dahulu para penguasa (raja) saling mengirim hadiah berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang berkedok lembaga kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik, mengirim perempuan pilihan untuk turut “meramaikan” pesta kecantikan perempuan di forum internasional.”
Karena itu, tegasnya, “Stop all those nonsense! Hentikan semua kegiatan pemilihan ratu kecantikan yang jelas mengeksploitasi perempuan dan pasti merendahkan martabatnya!”….
Itu imbau Dr. Daoed Joesoef yang saat mejabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1977-1982), dikenal sebagai tokoh yang sangat sekuler. Saat itu, dalam memoarnya, Daoed Joesoef menulis, bahwa ia menolak mengucapkan salam Islam, karena – katanya – ia bukan hanya menterinya orang Islam. Ia juga mengusulkan kepada Pak Harto agar Natal Bersama bisa dilakukan di Istana Negara, sebagaimana Perayaan Maulid Nabi Muhammad saw.  Pak Harto menolak, dengan cara diam.  Namun, dalam soal kontes kecantikan, pendapat Daoed Joesoef patut diacungi jempol!
Jika tokoh sekuler saja begitu paham akan dampak buruk dari kontes Miss World dan sejenisnya bagi bangsa Indonesia, maka seyogyanya, para pemimpin dan tokoh yang mengaku religius dan mencintai bangsa ini,  lebih paham lagi. Negeri ini merdeka dengan tetesan darah para syuhada.  Bangsa ini akan maju dan menjadi bangsa besar yang disegani dunia, jika dibangun dengan kerja keras, dengan mengembangkan budaya ilmu dan cinta buku! Bukan budaya jual diri dan mengumbar nafsu! Memang, jika hawa nafsu telah dijadikan “tuhan” maka manusia akan terhalang memahami kebenaran? (QS 45:23).

Jangan ikuti Iblis! 
Sebagai bangsa yang secara tegas menyatakan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; mengakui dalam konstitusi, bahwa kemerdekaan RI adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa; menyatakan komitmen membangun manusia yang adil dan beradab; menegaskan dalam lagu kebangsaannya  ”bangunlah jiwanya, bangunlah badannya”, maka seharusnya segala bentuk kontes eksploitasi tubuh perempuan – apa pun bentuk dan namanya —  tidak boleh dikembangkan di bumi Indonesia.
Dalam perpsektif  Islam, manusia adil dan beradab adalah manusia yang mampu meletakkan segala sesuatu pada tempatnya sesuai dengan harkat dan martabat yang ditentukan oleh Sang Pencipta. Sebab, manusia itu ciptaan Tuhan. Bukan hanya pelangi saja yang merupakan ciptaan Tuhan. Manusia juga hamba Tuhan; bukan hamba nafsu, sebagaimana binatang.  Manusia tidak sama dengan binatang.  Tidak akan jadi kontroversi hebat jika peserta kontes Miss World itu adalah monyet, anjing, atau babi.
Manusia menghargai kecantikan. Itu sifat alamiah manusia (QS 3:14). Nabi Muhammad saw juga menyebutkan perempuan dinikahi karena kecantikannya, hartanya, nasabnya, dan agamanya. Memilih yang cantik itu naluriah. Tapi, diingatkan, utamakan factor agama, maka anda akan selamat! Itu kata Nabi saw. Kecantikan bukan jaminan kebahagiaan. Lihatlah, betapa banyak laki-laki merana setelah menikah dengan perempuan cantik.
Cantik patut disyukuri. Maknanya, gunakan kecantikan sesuai dengan amanah Sang Pemberi Kecantikan, yaitu Allah SWT. Syukurilah anugerah kecantikan! Gunakan kecantikan untuk ibadah. Supaya hidup bahagia!
Jangan kufur! Ingkar perintah dan larangan Tuhan! Apalagi sampai berani menantang Tuhan, dengan (seolah-olah) berkata lantang pada-Nya:

“Tuhan, tolong, jangan campuri urusanku!  Ini tubuhku sendiri! Aku punya otonomi penuh untuk mengatur tubuhku! Apakah tubuhku aku jual; aku pertontonkan; aku perlihatkan detil-detil keindahannya kepada para juri dan panitia Miss World; atau aku tutupi; aku punya otonomi penuh mengatur tubuhku! Bukan Engkau wahai Tuhan!
Jangan sok ngatur-ngatur aku! Aku berbuat ini demi kepentingan bangsaku; agar pariwisatanya maju; banyak yang mau berkunjung ke tanah airku, setelah keindahan tubuhku dinikmati oleh para makhluk-Mu! Mereka akan tertarik datang ke negeriku, membeli kain sarung yang melilit di tubuhku ini, Tuhan!
Wahai Tuhan, tolong sampaikan kepada ulama-ulama yang sok moralis, yang katanya  menjaga moral bangsa. Tutup mulut mereka! Mereka tak paham arti budaya bangsa! Tidak ada yang aku langgar dari nilai-nilai budaya bangsa ini! Bahkan, aku jauh lebih sopan, karena diantara nilai budaya yang masih dilestarikan bangsa kami adalah wanita bertelanjang dada dan laki-laki berkoteka. Kalau ulama-ulama itu tidak suka dengan kontesku ini, diam saja! Urus saja diri mereka sendiri! Silakan demo! Aku tidak peduli! Habiskan energi mereka untuk demo dan teriak-teriak! Aku tidak peduliiii Tuhan!
Wahai Tuhan, sekali lagi, jangan campuri urusan ku! Aku sudah  mampu mengatur diriku sendiri. Aturan-aturanmu soal baju itu hanya cocok untuk manusia abad ketujuh! Sekarang zaman sudah maju! Para desainer ku lebih hebat dari Engkau wahai Tuhan dalam memilihkan baju untukku! Karena itu, aku lebih percaya pada pilihan mereka! Bukan pilihan-Mu yang sudah uang dan ketinggalan jaman!
Wahai Tuhan, saksikan wahai Tuhan, aku akan tunjukkan seluruh keindahan tubuhku ini kepada siapa saja yang mau menikmatinya!  Panitia telah bekerja keras selama tiga tahun!  Ini kontes Miss World, Tuhan! Miss World! Ini Kontes kecantikan, Tuhan! Bukan olimpiade matematika!  Biarlah tubuhku dijual oleh mucikari kecantikan! Karena itu yang paling mereka minati, Tuhan! Itu yang mereka mau dariku!
Ha…ha… ha… wahai Tuhan! … heighh… heighh… heighh… Tuuuu… haaannn…  tolong sampaikan pada bangsaku… jangan mau dibohongi mucikari… tolong tolong …. Botol lagi… botol lagi…. tambah… tambah…….terusss… terusss… tonton aku…. Lihat tubuhku…. Pandangi terus tubuhku… jangan berhenti… demi kemajuan bangsa… demi budaya bangsa… demi pariwisata…. !!!(Depok, 7 september 2013).


- See more at: http://www.arrahmah.com/rubrik/miss-world-mucikari-kecantikan.html#sthash.CDtorHfW.dpuf

Indonesia Dibodohkan Dengan Air Mineral

Indonesia Dibodohkan Dengan Air Mineral


Setelah 22 tahun melakukan penelitian, akhirnya Harvard University menambah temuan betapa bahayanya Air Mineral yang mengandung Flourida yang saat ini juga terdapat dalam Air Mineral seperti Aqua kepunyaan Danone, tidak hanya Aqua saja yang kini sahamnya dibeli Danone juga mengandung Zat Flourida.

Termuan terkini dari Harvard University bahwa Air Mineral dengan Fluorida juga mengurangi IQ anak-anak. Sebuah pertanyaan besar jika Danone melalui Aqua menanamkan Zat berbahaya ini di minuman anak-anak Indonesia, dalam target apa untuk puluhan tahun mendatang?

Dalam temuan itu juga membuktikan bahwa Air dengan fluorida di berbagai Negara yang mengonsumsinya termasuk Indonesia ditemukan fakta bahwa anak-anak yang tinggal di Daerah air yang mengandung konsentrasi tinggi fluorida dan meminum Air Mineral dengan kandungan Flourida seperti Indinesia salah satunya Koefisien Intelektualnya sangat rendah. Saya melihat ini sebuah unsur kesengajaan mengapa kemudian pihak Danone menggunakan Zidane sebagai idola untuk kampanye Air Mineral ini di Indonesia disebabkan Zidane muslim dan penduduk Indonesia juga mayoritas muslim.Oleh karena itu, para Ilmuwan dari Universitas Harvard melakukan studi besar dengan mengumpulkan hasil penelitian sebelumnya dalam periode 22 tahun, di mana mereka mempelajari Efek air dengan Fluorida pada anak-anak. 

Hasilnya menunjukkan bahwa fluorida dapat mempengaruhi perkembangan otak anak-anak untuk tingkat yang lebih besar yang mempengaruhi orang dewasa.

Selain itu dalam laporan tersebut bahwa fluorida dapat menyebabkan : 
Kerusakan hippocampus, mengurangi kadar lipid, plakat pembentukan beta-amiloid (kelainan yang terjadi pada penyakit Alzheimer), eksaserbasi cedera, kerusakan pada sistem pertahanan dan antioksidan, peningkatan dalam aluminium, akumulasi fluoride dalam kelenjar pineal yang kesemuanya ada didalam Otak Manusia.

Dan studi telah menemukan bahwa fluorida berlebih didalam tubuh dapat menyebabkan gejala-gejala sebagai berikut :

Hiperaktif atau kelesuan
Gangguan otot
Radang sendi
Demensia
Tidak aktifnya 62 enzim dan menghambat lebih dari 100 Enzim
Menghambat pembentukan antibodi
Kematian sel
Patah tulang
Beberapa jenis kanker dalam tulang.

Begitu besarnya Kampanye minum mineral berflourida ini sungguh sebuah pertanyaan besar untuk kita, apa yang direncanakan Zionisme dalam jangka panjang? 

Menciptakan orang-orang selain anggota Zionis menjadi bodoh sehingga bisa dikuasai? 

Saya sudah tulis hal ini dalam beberapa Artikel Saya yang telah lalu.Hubungan DANONE dan ISRAEL AQUA adalah produk DANONE yang merupakan salah satu perusahaan yang paling setia kepada israel sehingga di anugerahi JUBILEE AWARD (Jubilee Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh zionis israel  kepada kelompok/ perorangan/ pengusaha/ perusahaan yang dalam kurun waktu yang lama telah membantu dan mendonasikan profit usahanya kepada zionis israel.) pada tahun 1998.

Dan ini merupakan salah satu produk dari agenda kelompok ELIT HITAM dunia yang ingin mengurangi 93% populasi penduduk dunia secara jangka panjang dengan memasukkan senyawa FLOURIDE ke dalam air minum di seluruh dunia.

Saya akan lanjutkan Artikel Bahayanya Minuman Air Mineral dengan kandungan FLOURIDE dan target Zionisme International dengan kampanye besar-besaran untuk Bangsa Indonesia meminumnya. Lebih baik meminum Air biasa dari sumur yang masih bersih dan dimasak di dapur kita sendiri.

Anda ingin tahu Bagaimana Zionisme mensetting Media, membuat Anda teralihkan? Membuat Anda melihat “Penjahat” seperti Pahlawan, mencetak boneka pemimpin dunia baru dengan menjadikannya seakan-akan Nabi. Waspadalah….

Sumber :

1. IQ measurements by HSPH’s Anna L. Choi and Philippe Grandjean in response to a letter to the journal published in the March 2013 (Vol. 121, No. 3) Environmental Health 

Total Pageviews

Translate