Minggu, 19 Oktober 2014

Bisnis yang tidak beretika

BISNIS merupakan salah satu dari sekian jalan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Artinya Allah SWT telah memberikan arahan bagi hamba- Nya untuk melakukan bisnis. Dalam Islam sendiri terdapat aturan maupun etika dalam melakukan bisnis. Kita sudah diberikan contoh riil oleh Rasulullah SAW.
Bagaimana beliau melakukan bisnis dengan cara berdagang. Bahkan hal tersebut telah dilakukannya dari kecil ketika diajak pamannya Abu Thalib untuk berdagang ke Syam. Ketika seorang saudagar wanita kaya, yakni Siti Khadijah ra mempercayai beliau untuk menjual dagangannya kepasar. Maka, Rasulullah SAW pun melaksanakannya dengan kejujuran dan kesungguhan.
Dalam pandangan Islam terdapat aturan ataupun etika yang harus dimiliki oleh setiap orang yang mau melakukan bisnis apalagi dia adalah seorang mukmin. Seorang mukmin dalam berbisnis jangan sampai melakukan tindakan – tindakan yang bertentangan dengan syariat. Rasulullah SAW banyak memberikan petunjuk mengenai etika bisnis, jadi etika bisnis wajib mengikuti apa yang telah Nabi Muhamad SAW ajarkan pada umat-umatnya. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak di dunia yang fana ini melanggar etika bisnis yang telah Rasullullah SAW sampaikan, ajarkan serta beliau terapkan dalam berdagang. Sesuai dengan topik permasalahan diatas “Bisnis yang tidak beretika’’, maka dapat disimpulkan bahwa bisnis yang tidak beretika adalah lawan dari apa yang telah diajarkan & sewajibnya diterapkan oleh umat muslim di dunia ini, diantaranya adalah :
Pertama, Tidak jujur. bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis. Rasulullah SAW sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis. Dalam tataran ini, beliau bersabda: “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya” (H.R. Al-Quzwani).
Kedua, Egois ( Tidak memperhatikan kebutuhan, keinginan serta apa yang diperlukan oleh konsumennya). Dalam Islam tidak hanya mengejar keuntungan saja (profit oriented) tapi, juga harus memperhatikan sikap ta’awun (tolong menolong) diantara kita sebagai implikasi sosial bisnis.
Ketiga, Melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad SAW sangat intens melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan transaksi bisnis. Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi SAW bersabda:
“Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi hasilnya tidak berkah.”
Dalam hadis riwayat Abu Dzar, Rasulullah SAW mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang bersumpah palsu dalam bisnis, dan Allah SWT tidak akan memperdulikannya nanti di hari kiamat (H.R. Muslim).
Keempat, Bisnis tidak dilakukan dengan sukarela, melainkan dengan paksaan. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil, kecuali dengan jalan bisnis yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu,” (QS. 4: 29).
Kelima, Bahwa bisnis yang dilaksanakan tidak bersih dari unsur riba. Firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, tinggalkanlah sisa-sisa riba jika kamu beriman,” (QS. al-Baqarah: 278).
Dan masih banyak lagi etika ataupun petunjuk bisnis dalam Islam. Semua yang disebutkan diatas harus benar -benar dilakukan agar apa yang kita lakukan mendapat ridho- Nya. Di akhir wacana ini saya telah mengucapkan terima kasih pada Islam Pos yang sudah memberikan artikel serta ilmu-ilmu tentang etika bisnis dalam pandangan Islam, mohon maaf saya mengeditnya karena saya mendapatkan tugas terkait “Bisnis yang tidak beretika”. Alhamdulillah saya ucapkan kepada ALLAH SWT menemukan http://www.islampos.com/, setelah sempat searching sana-searching sini. Semoga bermanfaat untuk semuanya. Aamiin Ya Rabbal Alaamiin. Sekian & Terima Kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews

Translate